Keanekaragaman yang terjadi pada relief bumi merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan perbedaan tersebut memunculkan berbagai variasi kehidupan dari berbagai aspek.
1. Mata Pencaharian
Kita tentu mengetahui bahwa sebagian besar mata penca-harian di Indonesia adalah bertani (petani). Hal ini dipengaruhi oleh kondisi geografis di Indonesia. Selain bertani, mata pencaharian lainnya adalah menangkap ikan (nelayan).
a. Mata Pencaharia Daerah Pantai
Daerah pantai yang landai merupakan lahan bagi masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan, karena selain lautnya tenang juga pantai yang landai merupakan tempat yang kaya akan ikan. Kehidupan penduduk di provinsi yang wilayahnya berupa kepulauan dengan pulau-pulau kecil, seperti Nusa Tenggara dan Kepulauan Maluku. Pada umumnya, selain menangkap ikan, mereka juga menyelam untuk mengambil mutiara dan budidaya rumput laut dan kerang mutiara. Sedangkan, di daratan pantai nelayan membudidayakan tambak ikan, komoditi yang diunggulkan adalah bandeng dan udang.
b. Mata Pencaharia Daerah Dataran Rendah
Daerah rendah yang landai merupakan lahan yang baik untuk pembudidayaan pertanian, perkebunan, palawija, dan lain-lain. Kondisi yang demikian makin mendukung karena iklim Indonesia yang tropis menyebabkan lamanya penyinaran sinar matahari terhadap bumi banyak menyebabkan turunnya curah hujan dan banyaknya proses pelapukan, baik yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan maupun yang terjadi pada bebatuan. Hal ini memungkinkan suburnya tanah yang ada di wilayah Indonesia. Selain dimanfaatkan untuk pertanian, perkebunan, atau palawija, dataran rendah yang landai juga menyimpan potensi yang lain, misalnya terdapat sungai-sungai dan danau yang airnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kehidupan.
c. Mata Pencaharia Daerah Dataran Tinggi
Dengan relief yang beranekaragam, Indonesia juga memiliki wilayah yang beriklim. Junghun telah membuat zonasi yang didasarkan pada ketinggian tempat, karena ketinggian tempat sangat berpengaruh terhadap suhu udara. Zonasi, artinya pembatasan wilayah berdasarkan ketinggian di atas permukaan air laut. Dengan zonasi ini, Indonesia dapat merealisasikannya dalam hal teknik kesesuaian cuaca, misalnya untuk kelapa dan tebu ditanam di daerah tropis, tetapi jika dipaksakan menanam di daerah dataran tinggi, hasilnya tidak akan memuaskan.
Pada ketinggian antara 700 meter cocok untuk perkebunan karet, lebih dari 700 meter lebih cocok untuk ditanami perkebunan teh, dan di atas 1.000 meter cocok untuk ditanami hutan pinus. Gunung api juga memiliki manfaat besar bagi kehidupan manusia. Belerang, sumber air panas, panorama indah, sumber energi panas bumi, seperti kawah Kamojang, kawah Gunung Salak.
2. Bentuk Rumah, Pakaian, Kebiasaan
Sehari-Hari yang Menunjukkan Keadaan yang Berbeda-Beda Kita tentu mengetahui bahwa di Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa, dan tentunya memiliki ciri khas dari suku-suku tersebut. Ciri khas yang dimiliki dapat dilihat dari bentuk rumah, pakaian yang dikenakan, dan kebiasaan sehari-hari yang menunjukkan keadaan yang berbeda-beda. Misalnya, bentuk rumah di pantai biasanya tinggi-tinggi dan berventilasi besar, kadang tidak memakai langit-langit dan banyak memiliki serambi atau beranda. Sedangkan, untuk rumah di dataran tinggi rumahnya pendek-pendek, rapat, dan berventilasi kecil.
3. Alat Transportasi
Alat transportasi, terutama yang masih bersifat tradisional akan berbeda antara yang di pantai, dataran rendah ataupun yang di dataran tinggi (pegunungan). Perbedaan ini dapat kamu lihat dari alat transportasi yang digunakan. Misalnya, di daerah pegunungan alat transportasi yang digunakan berupa hewan, seperti kuda atau sapi.
4. Adat Kebiasaan
Adat kebiasaan dalam berbicara, bertatakrama, dan berpakaian antara penduduk pantai, dataran rendah, dan dataran tinggi tidak akan sama. Orang pantai biasanya berpakaian terbuka, seperti menggunakan kaus, celana pendek. Hal ini disebabkan karena suhu di daerah pantai panas. Sedangkan, di dataran tinggi biasanya orang berpakaian tertutup. Hal ini disebabkan karena suhu di dataran tinggi atau daerah pegunungan dingin.