Wednesday, March 18, 2020

Macam-macam Fungsi Bulan Menurut Al-Qur'an

Siswanews || Dalam penciptaan alam semeseta beserta isinya  Allah SWT menciptakannya penuh keserasian, keharmonisan dan keteraturan, tentu saja bukan tanpa kebetulan, melainkan dengan haqq, di mana terdapat tujuan dan manfaat dalam penciptanya. 

Begitu juga diciptakannya bulan memiliki tujuan dan manfaat untuk kehidupan makhluk di Bumi, serta untuk menuntun manusia menuju keimanan dan ketaqwaan kepada-Nya.


Berikut Macam-macam Fungsi Bulan Menurut Al-Qur'an:
Pertama, Bulan sebagai Satelit Bumi
Cahaya bulan akan menerangi bumi di malam hari, peristiwa ini terjadi akibat hilangnya cahaya matahari karena rotasi bumi. Penduduk bumi bisa melihat kehadiran bulan setiap malam hari dan terbenam di pagi hari.
Proses terbit dan terbenamnya bulan ini mengisyaratkannya sebagai satelit bumi. Hal ini diungkapkan dalam Alquran.
فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَٰذَا رَبِّي ۖ فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي لَأَكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ
Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat". (QS. Al-An'am: 77)

Dalam buku Tafsir Ilmi 'Manfaat Benda-Benda Langit dalam perspektif Alquran dan Sains' yang disusun oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan bulan sebagai satelit Bumi.
Bulan merupakan salah satu satelit bumi yang mengelilingi bumi. Bulan berdiameter 3.475 km dan mengelilingi bumi dari arah barat ke timur selama 29 hari 12 jam 44 menit 2 detik.
Kedua, Bulan sebagai Penunjuk Waktu
Terciptanya bulan membantu manusia untuk menghitung waktu hari, bulan, dan tahun. Hal ini juga membantu umat Islam untuk mengetahui waktu-waktu untuk beribadah dan berinteraksi dengan sesama. Bulan sebagai acuan untuk perhitungan waktu juga telah dijelaskan dalam Alquran.
وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَنًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
Dan Dia menjadikan malam untuk beristiahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan,” (QS. Al An’am: 96)
Ayat ini mengisyaratkan dengan sangat jelas fungsi bulan. وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ۚ yakni menjadikan matahari dan bulan sebagai tempat atau media untuk menghitung waktu.
Dalam ayat lain juga dijelaskan:
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat persinggahannya agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).” (QS. Yunus: 5)
Allah telah menciptakan hilal atau bulan sabit sebagai tanda yang akurat bagi manusia untuk mengetahui waktu-waktu ibadah mereka seperti haji, puasa ramadan, pembayaran zakat dan waktu lainnya.

Ketiga, Bulan Sebagai Tanda Hari Kiamat
Alquran menerangkan peristiwa sebelum terjadinya hari kiamat. Seperti yang tertuang dalam QS. Alqiyamah ayat 7-10 dimana tanda-tanda akan terjadinya kiamat yakni telah hilangnya cahaya bulan.
Allah SWT berfirman:
فَإِذَا بَرِقَ ٱلْبَصَرُ وَخَسَفَ ٱلْقَمَرُ وَجُمِعَ ٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَرُ يَقُولُ ٱلْإِنسَٰنُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ ٱلْمَفَرُّ
“Maka apabila mata terbelalak (ketakutan) dan apabila bulan telah hilang cahayanya,  dan matahari dan bulan dikumpulkan pada hari itu manusia berkata: "Ke mana tempat berlari?” (QS. Alqiyamah: 7-10)
Dalam ayat-ayat ini, Allah menerangkan tiga hal tanda kedatangan hari kiamat, yakni:
1. Apabila mata terbelalak (karena ketakutan).
Pada waktu itu, mata tidak sanggup menyaksikan sesuatu hal yang sangat dahsyat. Dalam ayat lain tercantum makna yang sama, yakni:
مُهْطِعِيْنَ مُقْنِعِيْ رُءُوْسِهِمْ لَا يَرْتَدُّ اِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ وَاَفْـِٕدَتُهُمْ هَوَاۤءٌ
Mereka datang tergesa-gesa (memenuhi panggilan) dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong.” (QS:Ibrahim: 43)
2. Apabila bulan telah hilang cahayanya untuk selama-lamanya
3. Matahari dan bulan dikumpulkan.
Artinya matahari dan bulan saling bertemu, keduanya terbit dan terbenam pada tempat yang sama, menyebabkan gelapnya suasana alam semesta ini. Padahal keadaan begitu tidak pernah terjadi, masing-masing berada dalam posisi yang telah ditentukan.
Allah ﷻ berfirman:
لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ
Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang.
Masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS: Yasin:40)

Pada saat itulah manusia yang kafir menyadari betapa janji Allah menjadi kenyataan. Semua orang berusaha hendak menyelamatkan diri.
Adapun kalimat wa khasaf al-qamar pada ayat di atas berarti bahwa bulan kehilangan cahayanya. Perlu diperhatikan bahwa pada ayat di atas, pernyataan “bulan kehilangan cahayanya” diungkapkan sebelum pernyataan “lalu matahari dan bulan dikumpulkan.”
Ini berarti bahwa hilangnya cahaya bulan terjadi sebelum dikumpulkannya bulan dengan matahari. Ini merupakan salah satu kemukjizatan ilmiah Alquran di bidang astronomi.
Para pakar mengatakan bahwa ketika bulan menjauhi bumi, pantulan cahaya matahari di bulan akan melemah secara perlahan-lahan hingga benar-benar sirna. Inilah arti dari hilangnya cahaya bulan.
 Wallahu A'lam Bishawab
 Sumber:
Nadiah Thayyarah, Buku Pintar Sains Dalam Al-Qur’an
Muhammad Hasan, Benda Astronomi Dalam Al-Quran Dari Perspektif Sains
Tafsir Al-quran, Kementrian Agama RI
Caner Taslaman, Miracle of the Quran
Anas Abdul Hamid Alquz, Ibnu Qayyim Berbicara Tentang Manusia dan Semesta

Artikel Terkait