Lembaga penyedia informasi beasiswa, Campus France dan Institut Français D'indonésie, telah hadir di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Selasa (23/4).
Kehadiran dua lembaga di bawah naungan kedutaan besar (Kedubes) Republik Prancis ini dalam rangka menyosialisaikan beasiswa studi negara di Eropa Barat.
Koordinator Nasional Campus France untuk Indonesia, Ines Schmitt menyampaikan, Republik Prancis saat ini memiliki 325 ribu mahasiswa asing dari berbagai negara di dunia. "Pada 2027, Prancis memproyeksikan akan ada 500 ribu mahasiswa internasional yang menempuh pendidikan tinggi," kata Ines.
Sistem pendidikan di Prancis relatif sama dengan negara lainnya. Dengan kata lain, gelar PhD ditempuh tiga tahun, Master dua tahun dan Sarjana tiga tahun. Lalu adapula BTS/DUT atau lebih dikenal dengan bac+2 selama dua tahun.
Menurut Ines, Prancis menjadi negara terbesar keempat yang menerima mahasiswa asing di dunia. Oleh sebab itu, ini menjadi peluang besar bagi Indonesia terutama UMM.
Banyak beasiswa yang ditawarkan oleh pemerintah Prancis maupun institusi beasiswa lain. Antara lain MOPGA, Eiffel Scholarship maupun Erasmus Mundus. Prancis sendiri memiliki 3500 institut, 73 universitas dan 220 Sekolah Bisnis.
Wakil Rektor I UMM, Profesor Syamsul Arifin, menerangkan, saat ini UMM sedang melakukan penataan dan percepatan kualitas sumber daya manusia. Orientasi tenaga pendidik kedepan, menurut Syamsul, harus guru besar. Studi di Prancis dinilai menjadi kesempatan yang baik untuk jenjang karir yang gemilang.
Syamsul juga berpesan selagi masih muda perlu punya amunisi semangat yang banyak untuk memiliki kompetensi yang tinggi. "Juga, tentunya ada konsekuensi berat jika memilih melanjutkan studi di luar negeri. Meninggalkan keluarga dan rindu," tutupnya melalui pesan resmi yang diterima Republika, Rabu (24/4).